Ini adalah tembakan yang gaungnya terdengar ke seluruh dunia.
Ketika super hero paling terkenal tertembak mati ditangga gedung pengadilan (Captain America #25), ini adalah salah satu peristiwa paling mengejutkan di dunia komik. Dan pembunuhnya tak lain dan tak bukan adalah sang kekasih, Sharon Carter, yang sudah dicuci otak oleh Red Skull dan Dr.Faustus. Salahkan penulis Ed Brubaker yang telah mengarahkan partnernya, artist Steve Epting, untuk menggambar pistol yang membantai Captain America.
Mereka mempunyai motif.
Kematian Steve Rogers adalah babak terakhir Civil War, sebuah pesan yang menyatakan bahwa para pahlawan yang memperjuangkan kebebasan pribadi melawan pemerintah telah kalah.
"Cap kalah dan terbunuh di tangga gedung pengadilan, itu adalah sebuah metafora yang mewakili hal-hal yang telah terenggut dari Amerika,"Ungkap Brubaker di salah satu artikel di New York Daily News."Jadi saya pikir, ada sebuah simbol disana yang menyatakan kalau keadaan akan berubah menjadi lebih buruk."
Bagaimana media dengan cepat dan kuatnya menangkap metafora tersebut mengejutkan semua orang.Pada Rabu pagi tanggal 7 Mei, hari di mana komik tersebut dirilis, kejatuhan sang tokoh utama diberitakan di seluruh televisi, koran dan internet. Kantor Marvel dibombardir dengan permintaan wawancara, sedikitnya satu jurnalis terperangkap di lift barang.
"Dalam 10 tahun, cara pandang lama yang membuat kita berpikir kalau semua penggemar komik akan berpenampilan seperti Comic Guy di 'The Simpsons' akan berubah,"kata Robert Thompson, seorang profesor pop culture dari universitas syracuse."Yang terjadi sekarang adalah orang-orang yang mengikuti pop culture akan selalu memberika perhatian mereka pada hal tersebut. Ketika sebuah cerita yang menghebohkan muncul, media akan berpikir kalau mereka harus memberitakannya."
Publisitas telah membuat wajah-wajah "baru" berbondong-bondong menyerbu toko-toko komik, membuat wajah-wajah "lama"hampir tidak kebagian edisi fenomenal tersebut. Sekarang Captain America #25 sudah disejajarkan dengan Civil War #1 sebagai buku komik terlaris abad ke-21.
"Aku tidak menyangka kehebohan yang ditimbulkan akan sehebat ini,"aku Brubaker.
Kematian Steve Rogers mungkin menyimbolkan keadaan yang semakin memburuk, tapi hal tersebut tidak berlaku di Marvel Entertainment, di mana semuanya tidak pernah terlihat lebih baik dari ini.