Pada suatu hari ada seseorang anak yang rumahnya terbakar lalu ia menangis karena orang tua dan rumahnya kebakaran disana ia melihat ada seseorang pelukis yang sedang mengambil gambar wajah anak tersebut yang terlihat sedang menangis, di ke esokan harinya sang pelukis melukis gambar wajah anak yang sedang menangis kemarin hari, sang pelukis melukisnya dengan serius dan sangat mirip dengan wajah anak tersebut, setelah beres menggambar pelukis mencari tempat sebuah galeri untuk memajang dan menjual hasil lukisannya.
Setelah menemukan tempat galeri tersebut ia memajang foto anak menangis tepat di dekat tempat tidurnya, malam pun datang dan pelukis pun melihat rumahnya tiba tiba terbakar, pelukis pun keluar tanpa mengambil semua lukisannya, setelah rumah pelukis dilalap api yang panas, pelukispun melihat isi dari rumah tersebut , semua lukisan terbakar hangus dan tidak lagi menampilkan seninya, tapi ada hal aneh yang membuat pelukis tercengang, lukisan anak menangis itu masih utuh tanpa ada noda bekas terbakar.
Pelukispun keluar dari rumah tersebut dengan membawa lukisan anak menangis dan bertemu seseorang temannya, lalu temannya bertanya "Kamu bawa lukisan apa , boleh kah aku melihatnya" Pelukis pun melihatkan isi lukisannya dan temannya pun sontak kaget bukan main, temannya pun berbicara "Jangan menggambar orang Menangis Pamali", Pelukispun tidak peduli dengan pembicaraan temannya , lalu pelukispun hidupnya menjadi seperti gelandangan , dikala suatu malam yang gelap sang pelukis merasakan kantuk yang luar biasa pelukis pun mencari tempat untuk beristirahat.
Setelah menemukan tempat tidur yaitu di gundukan sampah yang terdapat sebuah kursi dan kardus, lalu ia tertidur dan lukisannya pun disimpan dekat kaki pelukis setelah 30 menit tidur tiba tiba api membakar tumpukan koran, kardus dan barang rongsokan lainnya, api pun dipadamkan oleh orang sekitar Tempat sampah umum tersebut, setelah api padam ia bertemu dengan seorang preman yang marah kepadanya , preman menyangka ia yang membakar tempatnya untuk memusnahkan si preman, pelukispun dipukuli oleh anak buah preman dan diusir dari lingkungannya.
Pada tengah malam ia pun berjalan dan hampir tertabrak oleh sebuah mobil , Supir pun turun dan memarahi pelukis tersebut, setelah lama berselang ia pun bertemu dengan Kolektor lukisan didalam mobil yang akan menabraknya tersebut, lukisannya pun dijual dengan harga yang fantasti. Pelukis pun dibawa menaiki mobil dan bernegosiasi harga didalam mobil , setelah matahari Terbenam pelukispun mencari sebuah rumah untuk tempat tinggal, lalu pelukispun kembali menjalankan tugasnya sebagai pelukis.
Setelah keesokan harinya si pembeli lukisan anak menangis merasakan bau terbakar di ruangan lukisannya , setelah dilihat ternyata ruangan kolektor lukisannya terbakar , Pembantu si pembeli lukisan pun memadamkan api dibantu dengan pembeli lukisannya, setelah api padam pembeli lukisanpun mengembalikan lukisannya kepada sang pelukis.
Pelukispun tidak tau sebab mengapa pembeli lukisan tersebut mengembalikan lukisan tersebut, pelukispun mulai merasakan hal yang janggal dalam lukisan tersebut, saat pelukis ingin tidur , pelukis pun membuang silukisan ke tempat sampah dekat rumahnya, setelah pelukis tidur terdengar warga berbicara "Kebakaran" , pelukispun melihat ternyata tempat sampah nya terbakar , setelah api padam, ia mencari lukisan tersebut dan dilihatnya ternyata lukisan tersebut utuh tanpa ada gosong.
Pelukis pun mencari seseorang temannya, setelah bertemu temannya ia pun menanyakan mengapa lukisannya selalu terbakar, temannya pun menjawab "Mungkin karena anak yang dilukisan itu tidak ikhlas dengan apa yang kamu perbuat, kamu bukannya menolong anak itu malah melukisnya". lalu pelukis pun menceritakan tentang anak tersebut.
Keesokan harinya Pelukis dan temannya mencari anak yang ada dalam lukisan tersebut , Pelukis pun mengunjungi rumah anak tersebut dan menanyakan pada warga , setelah menanyakan ia pun mencari dan ternyata anak tersebut diperbudak oleh preman yang memukul Pelukis dan mengusirnya. Pelukispun menggerebek markas preman dan membawa anak tersebut.
Anak tersebut berterima kasih kepada Pelukis karena telah menyelamatkannya, anak tersebut pun pingsan ditengah perjalanan , setelah anak tersebut bangun lalu diajak lah sang anak untuk makan agar energinya pulih. Preman pun marah akibat ulah nya si pelukis, preman pun mencari dan bertemu dengan sang pelukis, juga anak yang sedang makan tersebut.
Preman pun memukul pelukis hingga mulutnya berlumuran darah, anak tersebut berlari dengan teman si pelukis , dan bersembunyi dibalik semak semak sambil menelfon temannya yang bekerja sebagai Polisi, setelah lama ia bersembunyi ia ditemukan oleh si preman , dan si preman pun membawa anak tersebut , tidak lama kemudian datanglah seseorang Polisi yang membawa dua Senapan. Preman pun tertangkap.
Anak tersebut dibawa kerumah si pelukis dan pelukis tersebut meminta maaf atas perbuatannya yang melukis anak tersebut yang sedang menangis , anak tersebut pun menjawab "Ya aku maafkan , aku cuma kesal saja melihat kaka bukannya membantu malah foto-foto. Setelah itu lukisan pun menjadi aman terkendali dan tidak terbakar kembali.